.jpg)
Info lebih lengkap klik dimari
Jika dilihat secara geografis pada peta topografi, sebenarnya letak pulau Kangean lebih dekat ke pulau Bali atau ke pulau Lombok daripada ke pulau Madura. Dari pulau Bali misalnya, hanya diperlukan waktu sekitar 3 jam perjalanan laut dengan speedboat. Sedang jika dari pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat, waktu yang diperlukan hanya sekitar 4 jam perjalanan laut dengan speedboat. Sementara, untuk menuju pulau yang terkenal dengan ayam hutannya itu dari pulau Madura, diperlukan waktu sekitar 8 jam perjalanan laut.
Di Kangean juga terdapat kerajinan akar kayu bahar dan kayu sentaki. Konon, bila dijadikan tongkat, kayu ini memiliki khasiat tertentu bagi pemakainya. Selain itu, daerah ini juga dikenal dengan ayam hutannya yang memiliki kokok merdu, dan merupakan pejantan yang paling bagus untuk penangkaran ayam bekisar.
Selain itu, di KAngean juga terdapat lokasi penangkaran dan pengambilan kerang mutiara yang dikelola oleh salah satu perusahaan dari Jepang. Di sini Anda bisa melihat dari dekat bagaimana mutiara yang berharga mahal ini dibudidayakan. Mulai saat pengambilan dari dasar laut, sampai dipoles menjadi berbagai jenis perhiasan.
Jika dibandingkan dengan daerah wisata lainnya, potensi alam yang ada di pulau Kangean ini memang masih belum optimal. Semuanya masih terkesan asli & alami. Tapi justru keasliannya inilah yang menjadi daya tarik utama untuk mengunjungi pulau ini.
Masyarakat kangean terkenal sangat ramah, sopan dan beragama. Selain itu, masyarakatnya memiliki bahasa dan tutur kata (dialek) yang beraneka ragam antar daerah. khusus sapeken dan beberapa pulau-pulau kecil disekitarnya, masyarakat yang mendiami pulau ini, biasa menggunakan berbagai bahasa, seperti bahasa bajo, bahasa mandar, bahasa makasar dan beberapa bahasa daerah yang berasal dari sulawesi. hal ini tidak lepas, karena masyarakat pulau-pulau ini, dulunya adalah para pelayar yang berasal dari sulawesi. lain halnya dengan penduduk yang menempati pulau tersbesar (kangean), khususnya yang tinggal di kecamatan arjasa, mereka tetap menggunakan bahasa madura dengan sedikit perbedaan dialek. Pada tingkat pendidikan, sudah tergolong sedikit maju. Banyak alumni dari sekolah di kepulauan ini yang kemudian melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negri maupun swasta di kota - kota besar di Jawa. Namun sayangnya sebagian besar diantara mereka, setelah menyelesaikan pendidikan, rata - rata mereka tidak mau lagi kembali ke Kangean untuk membangun pulau ini. Setelah mereka berhasil, mereka lebih memilih untuk menetap diluar kepulauan kangean. Seperti Bali, Jawa, Sumatra, dan Kalimantan, (sebagian besar di Jawa).